Pages

Kamis, 18 Desember 2014

JURNALISME SASTRAWI

Genre ini terletak pada ranah fakta? Ranah fiksi? Atau fiksi yang berdasarkan fakta? Salah satu kesalahpahaman yang sering terjadi terhadap “jurnalisme sastrawi”. Hal itu karena genre ini acap disebut sebagai pembaruan besar untuk ranah jurnalistik supaya tidak terkesan kaku dalam pelaporannya. Berita pada umumnya ditulis hanya dengan unsur 5W + 1 H. Namun, terkadang tidak melengkapi unsur 5W + 1H. 5W + 1H adalah singkatan dari who (siapa), what (apa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Pada genre “jurnalisme sastrawi” terdapat pengembangan dari pedoman standar 5W + 1H menjadi pendekatan baru yang naratif. Bagaimanapun jurnalisme mengedepankan fakta karena seyogyanya “Jurnalisme sastrawi” adalah satu dari setidaknya tiga nama buat genre tertentu dalam jurnalisme yang berkembang di Amerika Serikat di mana reportase dikerjakan dengan mendalam, penulisan dilakukan dengan gaya sastrawi, sehingga hasilnya enak dibaca. Tom Wolfe, wartawan-cum-novelis, pada 1960-an memperkenalkan genre ini dengan nama “new jornalism” (jurnalisme baru).

Kritisi menanggapi. “Apanya yang baru?”
Pada tahun 1973 Wolfe dan EW Johnson menerbitkan antologi dengan judul The New Journalism. Mereka menjadi editor. Mereka memasukkan narasi-narasi terkemuka zaman itu. Wolfe dan Johnson menulis kata pengantar. Mereka bilang genre ini berbeda dari reportase sehari-hari karena dalam bertutur ia menggunakan adegan demi adegan, reportase yang menyeluruh, menggunakan sudut pandang orang ketiga, serta penuh dengan detail. Ini merupakan hal yang baru dalam dunia jurnalistik.

Bagaimana genre ini di Negara Indonesia?
Genre ini sedang berkembang di Negara Indonesia. Salah satunya media yang dikenal dengan gaya penulisan “jurnalisme sastrawi” adalah Majalah Tempo. Majalah ini telah menerapkan sastrawi dengan ciri khas penulisan cerita di balik berita, penulisannya dengan gaya sastra yang enak dibaca, berbeda dengan koran maupun media online yang jarang menerapkan “jurnalisme sastrawi”.

0 komentar:

Posting Komentar