Pages

Kamis, 11 Desember 2014

Karya Pembaca

Perempuan Hujan Menari
Karya: Putra

Ketika senja mengelopak di kuntum gelap
Matanya binar pelangi
Senyumnya serakan duri
Dari ujung seribu geraian rambutnya embun bergulir, menetes, mengalir
Riasan kabut memoles keningnya
Sembab dengan genangan duka yang lembab
Wangi tanah basah membalut lengkung pinggangnya
Jemari tak henti menyentuh angin meraih serupa segala ingin
Menelusup, dingin
Ranum merah bibirnya kuncup, enggan merekah
Wangi amis darah menebar dari patahan tangkai melati yang tergigir di seringainya
Tak terdengar rintihan, sungguh
Perempuan hujan menari perlahan
Gaunnya setipis malam
Diantara belahan dadanya tersumbul matahari dan rembulan
Nyanyian serunai memejamkan matanya, tenggelam
Lirih angin menerbangkan mimpinya, serupa benih yang ditabur digumpalan mega, tempat jiwanya terbaring mendekap duka
Sayapnya begitu rapuh, perlahan mengepak, lesat menembus pekat
Perempuan hujan menembus langit yang dengan kerinduannya ia tersesat
Ujung rinai selalu membuatnya menangis, tangis yang ia bungkam dengan senyum
Selalu ada harapan, ketika pagi datang menyentuh riakan rambutnya yang mengambang dibening embun
Perempuan hujan, matanya begitu bening...
Perempuan hujan, kekasihnya telah hilang...
Perempuan hujan menari dengan liuk, perlahan, rindunya bertahan...
Perempuan itu, perempuan hujan...

0 komentar:

Posting Komentar