Karya: Nur Belinda A Sudirman
Pagi hati...
Begitu terburu-burunya subuh tadi berlalu
Mengemas mimpi paling hujan; basah dan diam.
Selamat pagi hati...
Jika kuntum mawar berwarna malam, maka biarkan kelopaknya semerah harap
Setitik embun tak pernah bisa bertahan lama, bergelayut diujung dedaunan
Angin menghisapnya, matahari menyesapnya; hingga tandas.
Yang tersisa hanya jejak hujan dan runtuhan sepi yang dirangkum diam dalam dekapan bumi.
Seperti itulah pengulangan hari.
Selamat pagi, apakabar hati?
Begitu terburu-burunya subuh tadi berlalu
Mengemas mimpi paling hujan; basah dan diam.
Selamat pagi hati...
Jika kuntum mawar berwarna malam, maka biarkan kelopaknya semerah harap
Setitik embun tak pernah bisa bertahan lama, bergelayut diujung dedaunan
Angin menghisapnya, matahari menyesapnya; hingga tandas.
Yang tersisa hanya jejak hujan dan runtuhan sepi yang dirangkum diam dalam dekapan bumi.
Seperti itulah pengulangan hari.
Selamat pagi, apakabar hati?
0 komentar:
Posting Komentar